Sobat setia pengunjung blog kesayangan Jally Junkiez dot com,. Seperti yang telah penulis sampaikan pada artikel sebelumnya, bahwa kita akan membahas topik langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menjadi pemberani. Dan salah satunya adalah menentukan sikap bagaimana cara kita menghadapi rasa takut tersebut. Pada kesempatan ini, penulis akan berbagi tips tersebut pada sobat sekalian. Namun, sebelum pembahasan ini diuraikan lebih lanjut, baiknya bagi sobat yang baru mengikuti artikel ini, silahkan baca artikel yang bermanfaat lainnya terkait topik sebelumnya tentang "MATI-MATIAN MENJADI BERANI"
Sobat pengunjung,. Sebetulnya pada intinya ada tiga cara yang bisa dilakukan untuk menyikapi rasa takut ketika menyerang diri Anda, yakni :
- Pertama, Anda akan bersikap masa bodoh, tak peduli, cuek atau tanpa memberikan tanggapan sama sekali.
- Cara kedua, Anda akan memberikan tanggapan yang berlebih-lebihan terhadap rasa takut.
- Cara ketiga adalah memanfaatkan ketakutan Anda sebagai sumber kekuatan.
Kalau Anda menyikapi ketakutan dengan cara pertama, maka Anda membutuhkan keberanian yang luar biasa dan kepercayaan diri yang tinggi. Orang yang terbiasa memilih cara pertama, ini bersikap seolah-olah tanpa beban, santai dan menganggap enteng saja pada semua yang seharusnya"menakutkan". Padahal bisa saja kepercayaan dirinya itu sangat rapuh dan mudah dipatahkan, namun ia memanipulasinya dengan berpura-pura gagah dan tabah. Ia sering mengatakan kalimat "Jangan takut, tidak akan terjadi apa-apa" atau "Tenang saja, tidak ada yang perlu ditakutkan". Bisa juga, "Itu hal kecil, tak ada masalah". Pilihan cara ini mengundang sinyal bahaya karena Anda mengabaikan resiko yang mungkin mengancam keselamatan Anda. Andaikata resiko itu muncul, Anda tidak memiliki langkah strategi untuk menghadapinya. Itu artinya, Anda akan kembali kalah.
Cara pertama itu juga sangat berbahaya bila dilakukan tanpa motif yang jelas, karena ia tak memiliki kesiapan untuk menghadapi resiko yang mungkin timbul. Namun dalam keadaan darurat, ketika muncul sebuah motif yang luar biasa kuat, maka keberaniannya bisa menjadi luar biasa. Orang menjadi berani tidak hanyaberorientasi pada kepentingan pribadi saja, namun bisa saja muncul justru pada saat ia menghadapi kepentingan orang lain. Manakala ia melihat ketidakadilan yang dialami orang lain, melihat penderitaan yang menimpa orang lain, atau melihat malapetaka kemanusiaan yang menggugah jiwa, bisa menimbulkan motif kemanusiaan yang menimbulkan keberanian. Motif-motif kemanusiaan seperti kewajiban untuk membela orang lain yang sengsara atau teraniaya, berpotensi menimbulkan keberanian yang luar biasa.
Ketika sebuah motif telah menggelora, maka keberanianlah wujudnya. Banyak orang yang menderita dan mati-matian memperjuangkan motif yang diyakininya, bahkan mereka terasa lega saat meregang nyawa karena berhasil memperjuangkan motif itu. Mereka telah mati-matian mengerahkan potensi apapun yang ada padanya demi sebuah motif. Motif inilah alasan, mengapa Anda harus bertindak.
Cara kedua dalam menghadapi ketakutan adalah menanggapinya secara pesimis yang berlebihan. Kalau Anda memilih cara ini, maka Anda akan menempatkan diri Anda pada situasi yang menimbulkan ketidakberdayaan diri Anda dan akan membuat Anda diselimuti kepanikan yang terus-menerus.
Orang yang menghadapi ketakutannya dengan cara ini terkesan mempermalukan dan merendahkan dirinya sendiri dalam kepasrahan total dengan emosional yang tak terkendali. Terkadang ia bahkan sangat irasional dan menempatkan dirinya untuk tak berdaya sama sekali, karena terlalu memikirkan kemungkinan terburuknya tanpa memikirkan solusi atas permasalahannya. Kalimat paling sering keluar dari bibirnya hanyalah, "Ah,itu terlalu berbahaya bagi saya. Saya tak berani melakukannya". atau, "Hal itu terlalu besar resikonya. Saya tak sanggup melakukannya".
Cara ketiga adalah memanfaatkan ketakutan dengan cara menerima dan menghargai rasa takut sebagai sesuatu yang wajar bahkan bisa menjadi sumber kekuatannya. Rasa takut dapat memberikan kehati-hatian dan kewaspadaan pada Anda. Dengan menyikapi rasa takut seperti itu, Anda akan memahami penyebab timbulnya rasa takut, dan bagaimana mengontrolnya. Sikap ini akan membuat Anda tenang walaupun dalam situasi yang paling tertekan sekalipun. Namun tetap saja motiflah yang menjadi landasan utama keberanian Anda. Bedanya dengan cara pertama, cara ketiga ini telah memperhitungkan skenario terburuk yang mungkin timbul ketika Anda keluar dari zona aman, dan waspada atas kegagalan dan kekalahan yang mungkin terjadi.
Kesimpulan, Tips terakhir untuk sobat dalam menghadapi rasa takut:
- Kenalilah rasa takut itu, dan analisislah mengapa Anda merasa takut terhadap sesuatu yang Anda hadapi.
- Hadapilah rasa takut itu sebagai sesuatu yang bermanfaat, yang dapat menunjukan kelemahan dan keterbatasan Anda.
- Antisipasilah kemungkinan terburuk yang bisa terjadi ketika Anda berhadapan dengan situasi yang berpotensi menakutkan diri Anda. Buatlah daftar resiko yang mungkin timbul.
- Ukurlah kekuatan dan kelemahan Anda secara jujur dalam menghadapi kemungkinan resiko yang sudah Anda tuliskan tadi. Kalau resiko itu lebih besar dari kemampuan Anda, maka hindari saja. Namun bila resiko itu setara atau lebih kecil dari kemampuan Anda, maka hadapi saja tanpa keraguan sama sekali.
- Tentukan motif apa yang menjadi alasan untuk menghadapi situasi itu, dan tentukanlah keuntungan serta kerugian atas tindakan yang akan Anda lakukan.
- Optimalkan rasa percaya diri dengan menanamkan keyakinan bahwa Anda akan mampu menghadapi situasi itu.
- Jangan ragu untuk menceritakan rasa takut Anda pada teman atau orang yang Anda percaya. Karena berbagi cerita pada orang lain yang terpercaya dapat mengurangi rasa takut Anda, bahkan mungkin ia dapat membantu Anda dalam menghadapi situasi itu.
- Mulailah bertindak dari sekarang tanpa menunda-nunda. Hadapi situasi dengan mengerahkan semua potensi yang Anda miliki, dan kalahkan situasi yang menakutkan itu dengan berani.
- Sekarang, dengan mati-matian kerahkan segala potensi dan keyakinan Anda secara maksimal untuk menghadapi situasi apapun yang ada dihadapan Anda.
No comments:
Post a Comment