Dikisahkan seorang anak muda yang selalu melamun merenungkan masa depannya. Disetiap waktu istirahat yang dimiliki, ia selalu melamunkan dengan posisi tangan kanan berada dibawah dagu dengan tangan sebagai penopangnya. Ia melamunkan hinaan yang selalu datang dan membuatnya khawatir dengan masa depan.
Suatu ketika di saat ia melamun dan tertidur dengan posisi yang sama seperti ia melamun, Ia bermimpi melihat seorang anak yang dihampiri oleh temannya. Lama kelamaan temannya bertambah satu persatu dan terlihat dari dalam mimpi tersebut bahwa anak ini tidaklah nyaman dengan apa yang dia alami bersama teman-temannya.
Lalu dalam mimpi itu ia berjalan menghampiri anak itu dan bertanya, "Ada apa ini, dan mengapa wajahmu menunjukkan ketidaknyamanan ketika bersama teman-temanmu?" Anak ini menjawab bahwa tidak terjadi apapun, karena kami hanya bercanda biasa saja.
Anak ini kemudian tersenyum, sebagai tanda bahwa ia baik-baik saja, ia dibully dan dipukuli oleh teman-temannya namun ia tetap tersenyum.
Tidak tahu kenapa tiba-tiba dalam mimpi tersebut berlalu 15 tahun setelahnya, dimana pemuda yang sedang bermimpi ini melihat kembali anak yang sama 15 tahun yang lalu di dalam mimpi itu dengan pakaian jas dan bangunan yang dahulu itu menjadi gedung yang paling tinggi dan mewah, kemudian ia menolehkan kepalanya kebelakang dan menghampirinya.
Pemuda tersebut mengatakan, "Paman, tahukah paman 15 tahun yang lalu mengapa aku mengatakan aku baik-baik saja dan tersenyum? Aku menjawab tidak tahu, mengapa kamu melakukannya, senyumanmu adalah sebuah isyarat bagiku bahwa kamu baik-baik saja saat itu walaupun terpancar dari wajahmu bahwa kamu tidaklah nyaman dengan mereka.
Paman,.! sebenarnya saat hatiku begitu sakit dihinakan oleh teman-temanku, tubuhku begitu sakit dipukuli oleh mereka dan batinku seakan menjerit dengan bullyan mereka setiap harinya. Tapi aku tidaklah marah paman, aku mengatakan pada diriku sendiri, tidak ada yang perlu aku khawatirkan dalam masa depanku, karena hal ini hanya terjadi sebentar saja. Tidak ada yang perlu aku marahi dari mereka karena mereka tidaklah tahu masa depan mereka sendiri dan masa depanku.
Hal ini tidak akan berlangsung lama dan suatu hari nanti roda kehidupanku akan berputar dengan sendirinya saat aku terus bergerak untuk maju. Aku tidak pernah takut akan masa depanku sekalipun hinaan dan bullyan yang sering aku dapatkan, tapi aku percaya bahwa diriku mampu untuk menjadi apapun yang aku mau tanpa memperdulikan perkataan mereka.
"Belajarlah dari hinaan Paman,.."
Tiba-tiba terbangunlah pemuda ini dari tidurnya yang membuatnya keluar keringat dingin dan sekilas mengingat apa yang terjadi dalam tidurnya dan menyadari perasaan yang berandai-andai atau takut dengan masa depannya adalah hal yang salah. Dia sadar bahwa tidak akan bisa maju hidupnya jika ia hanya terdiam dan berkutat dengan rasa takut akan masa depannya.
Nah, sobat..!? Hikmah yang kita dapatkan dari kisah ini sangatlah banyak, namun kiranya jika kita ingin sukses dapat dilihat bahwa orang-orang sukses tidak ada yang namanya takut dengan masa depannya, malas untuk bertindak, lelah dengan ujian, tidak kuat dengan hinaan dan tidak bisa menyikapi suatu masalah dengan baik.
Janganlah melihat segala sesuatu menjadi beban dan janganlah merasa apa yang kamu alami adalah beban yang menghambat atau menutup langkah kamu untuk maju. Yakinlah bahwa kamu lebih besar dari masalahmu dan Tuhanmu lebih besar dari padamu dan segala ciptaannya.
Balaslah hinaan dengan prestasi yang membanggakan hingga orang lain yang dulunya hanya bisa menghina dan merendahkan menjadi tidak mampu untuk merendahkanmu. Namun tetaplah memiliki sikap rendah hati dan maafkanlah sikap mereka, taburlah bibit-bibit kebaikan hingga kamu dapat memanen dari apa yang kamu tanam. Jika yang kamu taburkan adalah kebaikan, maka akan baik juga yang kamu dapatkan. Dan jika kamu menebarkan keburukan, maka akan buruk juga apa yang kamu dapatkan.
Semoga bermanfaat...
No comments:
Post a Comment