"Hidup di dunia hanyalah sebentar".
"Alam dunia sebagai tempat persinggahan sementara bagi kita dan kelak kita akan kembali ke asalnya".
Kalimat-kalimat sederhana yang dikutip ini sudah sering kali kita mendengarnya dari mulut orang, atau kita menemukannya sendiri dengan membaca lewat buku-buku renungan agama, media sosial dan lain sebagainya. Kalimat yang disebutkan tadi, meskipun sudah berulang kali kita mendengarnya namun masih saja membuat kita merasa ngeri, dan bahkan takut menghadapi kematian yang pasti ada.
Bagi orang yang berakal sehat, tentu sangat mengkhawatirkan akan dosa-dosanya. Bagi mereka orang-orang yang beriman justru ini akan menambah keimanan mereka. Sedangkan bagi orang-orang yang tidak beriman sudah pasti menganggap ini adalah hal yang biasa-biasa saja. Padahal sejatinya semua agama mengajarkan kita tentang kebaikan dan takut akan dosa. Namun dalam perjalanan menghadapi hidup ini justru sebaliknya. Dimana kita lebih banyak melakukan dosa-dosa ketimbang berbuat kebajikan sebagaimana yang diperintahkan oleh agama itu sendiri.
Terkadang ditengah kesibukan hal duniawi, kita cenderung tak ada sedikit waktu pun untuk mengingat dan bersyukur kepada Sang Pencipta Langit dan Bumi ini atas segala anugerah yang diberikan tanpa batasnya. Tak ada rasa malu dalam hati bagi kita karena melakukan banyak dosa-dosa dan telah melukai jiwa tanpa kita sadari. Bukankah luka akan tetap membekas di kulit walau sudah sembuh?
Betapa banyak luka yang kita punya belum saja sembuh, namun sudah menemui ajal. Mayoritas kita yang berlumur luka begitu yakin bahwa Sang Maha Pencipta telah menerima tobat kita, padahal sejatinya itu adalah perkara ghaib. Meskipun dosa kita sudah diampuni haruslah kita tetap mendekatkan diri pada-Nya dengan penuh rasa malu dalam hati karena kita banyak melanggar apa yang diperintahkan-Nya.
Maka dari itu, hindarilah atas apa yang dilarangnya sekecil apapun perbuatan dosa itu, sebab perbuatan dosa kecil dapat berpotensi bagi kita melakukan dosa yang lebih besar. Sungguh celaka bagi kita dengan sengaja melakukan perbuatan dosa dengan memilih kenikmatan dunia sesaat. Lagipula itu hanya akan membuat penyesalan abadi dalam diri. Oleh sebab itu, selama hayat masih dikandung badan sudah selayaknya kita menjauhi hal-hal yang dapat melahirkan kehinaan, rasa malu dan penyesalan yang abadi dalam diri.
Jangan meremehkan segala dosa-dosa yang kita perbuat dianggap biasa-biasa saja, justru hal itu dapat merusak tatanan hidup kita sendiri serta sendi agama. Ingatlah bahwa setiap gerak-gerik kita tak lepas dari pengawasan Dia Sang Maha Mengawasi, kapan pun dan dimana pun. Pikirkan dan renungkanlah sesaat atas segala resiko dari setiap perbuatan kita. Sadarilah akan kebesaran dan keagungan Dzat yang melarang bagi kita berbuat dosa.
Semoga bermanfaat....
No comments:
Post a Comment