Dikisahkan, Ada seorang mahasiswa yang sekian lama berjuang di bangku kuliah untuk mencapai tingkat akademik yang lebih tinggi, dan sampailah pada waktunya dosen memberikan ujian terakhir untuk menentukan lulus atau tidak dirinya. Dalam ujian tersebut sang dosen yang sangat arif dan bijaksana ini memberikan pertanyaan pada mahasiswa itu. Dosen berkata "Nak, sudah siapkah dirimu dalam mengikuti ujian akhir ini?" Sudah, Pak..! jawab mahasiswa itu dengan tegas.
Baiklah kalau begitu, Nak..! Hari ini Saya hanya memberikan satu pertanyaan untukmu, dan berharap pertanyaan ini bisa kamu jawab dengan tepat. "Baik Pak, apa pertanyaannya" tanya mahasiswa itu. Dosen berkata "Kamu Saya beri waktu selama tiga hari untuk mencari makhluk yang menurut pandanganmu sangat buruk". Beberapa detik mahasiswa itu menengadah ke langit-langit ruangan ujian seperti sedang berpikir sejenak, lalu dengan percaya diri mahasiswa itu berdiri dan pergi meninggalkan dosennya dari ruang ujian.
Sesampainya di rumah, mahasiswa itu merenung dan berpikir mencari jawaban dari pertanyaan yang diberikan dosennya tadi. Di hari pertama, Ia lalu berjalan-jalan keluar rumah menelusuri kampung dan perkotaan hendak melihat-lihat kehidupan yang ada diluar sana, hingga ia menjumpai kerumunan orang banyak yang sedang berjudi dan mabuk-mabukan, sampai terbesit dalam pikirannya "Mungkin ini jawaban dari pertanyaan yang diberikan dosennya", karena mereka ini orang-orang yang lebih buruk dari aku. Mereka gemar berbuat maksiat setiap hari daripada beribadah kepada Sang Illahi, sedangkan aku adalah orang yang ahli ibadah.
Setelah berjalan kaki seharian dan terasa capek, ia lalu pulang ke rumah merenung dan berpikir dengan apa yang baru saja ia jumpai. Ia bertanya-tanya dalam hati, apakah benar ia lebih baik dari orang-orang penjudi dan pemabuk yang barusan di jumpai tadi? Lama dalam berpikir, lantas ia menyadari bahwa manusia bukanlah robot yang bisa di program dengan satu tingkah laku dan tidak bisa berubah. Sedangkan manusia adalah makhluk yang sempurna diciptakan yang dikaruniai akal pikiran dan diberi kesempatan untuk bertobat kepada yang Maha Kuasa. Dari situ ia lalu menyimpulkan bahwa ia tidaklah lebih baik dari orang-orang penjudi dan pemabuk tadi selagi masih menjalani hidup di dunia yang penuh dengan cobaan, sebab boleh jadi mereka yang larut dengan dosa-dosanya yang melimpah sebanyak pasir di pantai lalu mereka bertobat dan mengakhiri hidupnya dengan indah penuh kebaikan, akan lebih baik dibanding para ahli ibadah yang tidak pernah ikhlas dalam menjalankan perintah ketaatan pada pemilik kehidupan ini.
Di hari kedua, hal sama dilakukan mahasiswa ini, ia jalan keluar rumah dan dijumpai seekor anjing penyakitan dan buruk rupa, bergumam ia "mungkin inilah makhluk yang paling buruk dimaksud pertanyaan dosen itu, karena anjing ini sangat buruk daripada aku". Dengan semangat mahasiswa ini merasa menemukan jawaban untuk pertanyaan dosennya, lantas ia pulang ke rumah.
Sesampai ia di rumah, kembali ia merenung dan berpikir tentang seekor anjing tadi. Ia bergumam "Seekor anjing walaupun buruk rupa dan berpenyakitan, dia tidak lebih buruk daripada aku, karena ketika hari kebangkitan tiba, maka seekor anjing tidak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah, sedangkan aku akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang aku lakukan selama hidup. Jika aku tidak bisa mempertanggungjawabkan semua itu, maka hancur dan habislah diriku. "Sungguh, aku tidaklah lebih baik dari anjing itu.
Di hari yang ketiga, akhirnya mahasiswa itu menghadap dosennya. Maka bertanyalah dosen padanya, "Sudahkah kamu menemukan jawaban atas pertanyaan itu, Nak?" "Sudah Pak" Jawab mahasiswa itu. Lantas apa jawaban kamu, Nak? Sahut dosen.
Mahasiswa itu langsung menjawab, "Ternyata makhluk yang paling buruk itu adalah diri saya sendiri Pak dosen". Dosen mengangguk dan tersenyum, "Kamu berhasil ujian ini, Nak? Kamu Lulus".
Sahabat pembaca, kisah diatas merupakan ilustrasi gambaran kehidupan yang mana kita seringkali dengan mudah menilai orang lain akan keburukannya dan tidak mampu menilai keburukan akan diri kita sendiri. kita mampu menilai orang tapi kita takut menilai diri sendiri. Berpikirlah positif tentang apa yang ada pada orang lain. Jangan menghujat, jangan membuli, jangan mencaci dan hal negatif lainnya yang ada dalam pikiran anda. Tumbuhkan hal positif dalam benak anda, karena berpikir positif akan mendatangkan kebaikan untuk anda.
Sudut pandang juga sangat berpengaruh. Tidak ada orang sukses jika tidak memiliki konsep berpikir yang baik. Konsep berpikir atau cara berpikir merupakan hal penting bagi anda dalam meraih kesuksesan. Belajar bukan hanya di sekolah saja, melainkan diberbagai tempat. Tidak hanya kepada manusia kita belajar, tapi pada alam semesta pun bisa. Semua hal dapat kita pelajari, hanya saja mampukah kita melihat hal tersebut menjadi sebuah pelajaran yang dapat membuat kita lebih menjadi pribadi yang lebih baik.
Semoga bermanfaat,..
No comments:
Post a Comment