Mungkin sebagian diantara anda yang membaca artikel ini adalah pengguna media sosial, dan bahkan pengguna media soaial aktif. Media sosial itu seperti pisau bermata dua. Pisau itu bisa digunakan untuk memotong bawang, memotong sayur, memotong buah dan lain sebagainya. Tapi kalau tidak hati-hati, pisau itu justru bisa melukai kita. Begitu juga dengan media sosial. Media sosial bisa kita pakai untuk ajang silaturahmi, personal branding untuk jualan dan sebagainya. Tetapi kalau tidak hati-hati, media sosial ini justru bisa menjerumuskan kita ke hal-hal yang kita tidak inginkan. Contohnya, banyak sekali orang-orang menyebarkan informasi-informasi fake, dengan media sosial dulunya dia sangat di sukai tapi dengan media sosialnya yang mungkin terlalu lebay, terlalu pamer dan terlalu sebagainya sehingga mungkin sekarang ini dia di benci karena media sosial dia sendiri. Bahkan tidak jarang kita dengar banyak orang-orang gara-gara postingannya di media sosial bisa berakhir di bui atau di penjara.
Nah,.. Itulah artinya bahwa kita ini harus menggunakan media sosial dengan baik dan bijak. Orang-orang cerdas itu tahu memisahkan mana yang harus di posting dan mana yang tidak harus di posting. Karena sebelum memosting dia berpikir dulu baru posting. Tetapi kebanyakan orang, posting dulu baru pikir. Postingan kita, kata-kata yang kita posting di media sosial sebenarnya itulah cerminan diri kita sebenarnya. Makanya banyak sekali quote yang mengatakan "Bijaklah bermedia soaial".
Nah,.. Pada kesempatan kali ini penulis akan berbagi membahas mengenai hal yang tidak akan di umbar oleh orang-orang cerdas di media sosial.
Yang pertama adalah Jangan Mengumbar Masalah Keluarga.
Orang-orang cerdas tidak akan mengumbar masalah keluarga mereka di media sosial, Kenapa? Karena mereka tahu dengan mengumbar masalah mereka di media sosial terus menerus, mereka akan kelihatan tidak profesional. Kenapa tidak profesional? Karena di media sosial itu bukan cuma orang-orang yang kita kenal saja yang ada disitu, tapi justru banyak orang-orang yang kita tidak tahu, dan mereka melihat kita hanya dari postingan. Orang-orang cerdas tidak akan posting masalah-masalah keluarganya di media sosial, karena mereka tahu bahwa itu nanti malah dapat merusak reputasi mereka di mata teman-teman lain mereka.
Terus ada yang bilang, "Loh, itukan media sosial saya,. Suka-suka saya dong mau posting ini kek, mau posting itu kek, kalau kamu tidak suka ya jangan lihat. Apa urusanmu dengan media sosial saya, gitu". Ya, nggak apa-apa sih, kalau anda menganggap itu bukan urusan orang-orang. Tapi, ada satu hal yang harus anda ingat,.! Bukan urusan anda juga apabila ada orang yang menilai negatif tentang diri anda dari semua apa yang anda posting di media sosial,. ya itu bukan urusan anda juga.
Yang paling sering dan sekarang yang kita lihat di media sosial terutama di Tik Tok, banyak sekali istri yang posting tentang kekurangan suaminya di media sosial. Dia posting mengenai kekurangan suaminya di Tik Tok. Begitu juga suami posting mengenai kekurangan istri di Tik Tok. Saya tidak tahu apa maksud mereka untuk posting seperti itu. Tapi ujung-ujungnya, apa yang mereka posting itu dosa,. Kenapa?
Yang pertama Kalau itu memang benar postingannya atau jujur postingannya,? mereka sudah dosa. Menyebarkan aib orang lain dan menyebarkan kelemahan orang lain saja tidak boleh, apalagi menyebarkan kelemahan suami atau istri sendiri, atau bapak sendiri, atau adik sendiri atau keluarga sendiri.
Yang Kedua Kalaupun itu hanya demi kepentingan konten,? yang banyak sekali orang bersandiwara demi kepentingan konten, itupun tidak boleh,. Kenapa? Karena ujung-ujungnya anda berbohong. Anda menelanjangi orang-orang terdekat anda hanya demi kepentingan konten. Sekarang ini banyak sekali orang demi konten mau melakukan hal apapun demi terkenal, demi viral mereka mau melakukan apapun. Yang mereka pikir adalah bagaimana dirinya terkenal dulu, bagaimana dia viral dulu. Urusan apapun yang terjadi dengan dirinya, mau tanggapan orang tentang dia negatif ataupun positif yang penting bisa terkenal dulu.
Penulis percaya orang-orang cerdas tidak akan melakukan itu. Karena orang-orang cerdas pasti berpikir berkali-kali lipat untuk membuat sebuah konten. Lagian kalau kita posting masalah keluarga kita di media sosial, itu sama saja menelanjangi diri kita sendiri. Orang cerdas sangat tahu fungsi suami istri itu di media sosial seperti apa. Jadi, orang cerdas sangat tahu mengenai hal-hal seperti itu dan dia akan berpikir berkali-kali lipat, sebete apapun dia tidak akan pernah membiarkan orang lain memandang miring tentang keluarganya itu, dengan postingan-postingan masalah keluarga dia di media sosial. Jadi Please cerdas dan bijaklah untuk posting masalah-masalah keluarga anda di media sosial.
Yang Kedua,. Jangan Umbar Masalah Percintaan
Banyak sekali anak muda yang di mabuk asmara, storinya isinya tentang pacar melulu. Bahkan dikolom komentar orang lain mereka saling posting satu sama lain tanpa peduli itu postingan siapa. Status-statusnya karena lagi jatuh cinta itu alay banget,. mereka pikir orang peduli tentang itu, padahal orang tidak perduli sama sekali.
Kalau sekali dua kali itu tidak masalah. Tapi kalau sampe harus terus menerus, ya orang jengah juga lihatnya. Emangnya orang kagum,.? Tidak, bos ku. Justru orang tidak perduli.
Media sosial itu sebenarnya bisa memberi impact tentang branding kita kepada orang lain. Tapi kalau media sosial kita itu di penuhi dengan hal-hal yang tidak bermanfaat bagi orang lain, lama-lama orang akan jengah juga melihat media sosial kita seperti itu. Impactnya nanti pada saat anda posting hal-hal bermanfaat atau anda posting hal-hal yang berguna bagi orang lain? itu sudah tidak memberi dampak sama sekali bagi orang lain. Coba anda lihat orang-orang keren kalau bila mereka posting dengan pasangan mereka di media sosial? Mereka posting lagi berdua tapi di barengi dengan caption yang mengedukasi, menghibur dan sebagainya. Kuncinya sebenarnya boleh posting tentang pasangan kita, tapi jangan di umbar terus menerus. Karena walaupun itu media sosialmu tapi ada orang lain juga yang lihat. Cinta yang dewasa itu tidak perlu di publikasikan. Pada saat mereka mempublikasikan, mereka mempublikasikan undangan nikah untuk disebar luaskan. Itu lebih keren...!
Yang Ketiga,. Jangan Mengumbar Tentang Rencana Besar Anda
Mengapa demikian,..? Karena itu masih rencana. Ibarat ada lima ekor burung di atas pohon, dan ada tiga ekor burung merencanakan untuk terbang. Pertanyaannya adalah berapa ekor burung diatas pohon tersebut? Jawabannya, masih lima,. Kenapa? Yang tiga ekor burung itu baru merencanakan untuk terbang. Artinya, kalau masih rencana, di Keep dulu. Misalnya rencana anda akan menikah tahun depan, lalu anda sudah posting dari sekarang "Doakan kami, kami akan menikah tahun depan". Parahnya.kalau Tuhan tidak menjodohkan kalian? Akhirnya kalian bubar? 'Kan repot,.? Lagian media sosial itu isinya bukan cuma orang yang satu visi dengan kita. Banyak sekali orang yang bergabung dengan media sosial kita itu hanya ingin lihat kita, hanya ingin kepo dan mereka tidak perduli.
Oleh karena itu kalau masih berupa rencana, kita usahakan rencana itu berhasil dulu. Setelah berhasil kemudian silahkan posting ke media sosial. Buktikan bahwa Inilah hasil dari rencana yang sudah anda recanakan dari dua tahun yang lalu atau dari tiga tahun yang lalu. Karena Itu lebih cerdas daripada hanya posting rencana dan wacana yang belum jelas keberhasilannya.
Yang Keempat adalah,. Jangan Umbar Harta Anda di media sosial.
Point ini memang akan terbuka ruang diskusi. Karena ini akan jadi pro dan kontra. Memang di satu sisi, pamer tentang kemewahan di media sosial itu adalah salah satu yang dampaknya sangat negatif. Yang penting niatnya kita harus luruskan dulu,. Kita itu bertujuan mau pamer atau memotivasi atau mengedukasi. Karena semuanya tergantung dari niat. Kita kerucutkan pada orang yang memang hanya sering ingin pamer di media sosial. Dampaknya apa?
Yang pertama adalah nanti akan banyak prasangka buruk yang terjadi dengan diri anda. Karena orang cuma melihat dari satu status di media sosial. Walaupun anda orang baik, tapi orang lihat dari media sosial anda.
Yang kedua, kalau anda sudah sekali pamer, nanti anda cenderung akan terobsesi untuk pamer-pamer terus.
Yang ketiga, kalau menurut saya? Orang yang hanya pamer di media sosial itu sebenarnya orang yang tidak diakui dan butuh pengakuan. Orang-orang cerdas tidak butuh dengan pengakuan. Karena orang-orang cerdas itu bukan mengakui diri mereka, tapi mereka di akui oleh orang lain.
Yang keempat,. Kalau anda sering posting mengenai harta di media sosial, nanti anda akan cenderung boros,. Anda sudah tidak bisa membedakan mana kebutuhan yang butuh, dan mana yang hanya sekedar ingin. Pada akhirnya seperti ini,.
Kalau kita melihat media sosial dengan berbagai macam netizennya, Ada yang setuju, ada yang tidak setuju. Ada yang suka, dan ada yang tak suka. Dan orang-orang cerdas selalu berdiskusi dengan akal, bukan dengan emosi. Mau anda posting kebaikan, tetap saja yang nyingir. Mau anda posting pamer dan segala macam tetap saja ada yang suka, ada yang tidak suka. Tapi semuanya dikembalikan ke kita. Karena kita hidup di dunia ini, kita menjadi cerdas supaya bisa bermanfaat bagi orang lain.
Orang-orang cerdas selalu memanfaatkan media sosialnya dengan bijak. Sebelum posting, orang-orang cerdas itu selalu memikirkan manfaat apa yang bisa di dapat orang lain dari postingan dia, dan juga sebelum posting, orang-orang cerdas ini tahu dan bisa menempatkan mana yang lebih banyak mudharatnya apabila di posting dan mana yang lebih banyak manfaatnya untuk di posting.
Bijaklah bermedia sosial, karena bijak ciri-ciri orang yang cerdas.
Semoga bermanfaat,...
No comments:
Post a Comment