Persepsi yang melahirkan kenyataan
Pada dasarnya kenyataan adalah persepsi yang telah di program oleh manusia itu sendiri. Dan setiap orang memiliki persepsi berbeda-beda tentang kenyataan hidup yang mereka jalani. Bahkan perbedaan itu terjadi antar satu suku dan suku lainnya,dan antar pemeluk satu agama dengan pemeluk agama yang lain. Pemahaman anda tentang sesuatu belum tentu sama dengan pemahaman orang lain.
Di sisi lain, sesuai hukum aktivitas akal bawah sadar, kenyataan akan menyebar dan meluas. Selama kenyataan yang ada adalah anda meragukan teman anda maka anda akan sangat sensitif ketika berinteraksi dengannya, bahkan dengan orang lain. Jika anda ingin mengubah kenyataan negatif, yang harus anda ubah pertama kali adalah persepsi yang melahirkan kenyataan itu.
Saya pernah ditemui tiga orang teman alumni sekolah dan saya menyampaikan kepada mereka tentang kekuatan pikiran positif. Dan salah satu dari teman alumni tersebut angkat bicara, "Semua yang anda katakan sungguh mengagumkan, tapi tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. kemudian saya bertanya padanya, "Apa kenyataan itu.!" Ia menjawab, "Kenyataannya, kami belajar dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan ijazah yang akan membantu kami mendapatkan pekerjaan. Tetapi kenyataannya, setelah menyelesaikan sekolah kami tidak mendapatkan pekerjaan."
Lalu saya bertanya lagi, "Adakah di antara alumni yang tahun kemarin yang mendapatkan pekerjaan.!" Ia menjawab, "Ya, ada. Tetapi tidak lebih dari 25%." Saya katakan, "Berarti ada yang benar-benar mendapatkan pekerjaan,'kan..?"
Ketika alumni tersebut berkata, "Ya, tapi..." Saya langsung menyelanya, "Mengapa anda lebih memerhatikan yang tidak mendapatkan pekerjaan.? Mengapa anda tidak mengarahkan perhatian pada mereka yang mendapatkan pekerjaan.?" Sebelum ia sempat menjawab, saya terus bicara, "Luangkan waktu untuk serius mencari pekerjaan. Jangan pernah meninggalkan pintu sampai anda mengetuknya berkali-kali. Lakukan hal itu dengan teratur dan tawakal kepada Allah. Percayalah bahwa Allah tidak pernah menyia=nyiakan pahala bagi orang yang berbuat kebaikan. Contoh untuk hal ini teramat banyak."
Pembicaraan di antara kami berakhir sampai disitu. Setelah selesai bicara saya langsung melangkah meninggalkan mereka. Tapi salah satu di antara mereka menghadang saya. Ia berkata, "Meskipun belum merasa puas, aku akan berusaha melaksanakan semua yang anda katakan. Hasilnya nanti aku sampaikan pada anda melalui email." Lalu saya katakan padanya,"Dengan syarat, kerahkan semua kekuatan anda dan jangan cepat putus asa. Sabar dan teruslah berusaha."
Hari terus berlalu, Empat bulan kemudian saya menerima email dari seseorang. Email tersebut berisi : "Bro,.aku telah melaksanakan semua yang pernah anda ucapkan. setiap hari aku memprogram akalku dengan pikiran positif. Seluruh perhatian aku pusatkan pada upaya menggapai impian. Dan aku lebih mendekatkan diri kepada Allah. Ternyata, belum satu bulan berusaha, aku mendapatkan pekerjaan di tiga tempat. Aku benar-benar tidak percaya." Selanjutnya ia menyudahi suratnya dengan berkata, " Apa yang anda ucapkan benar-benar terjadi."
Mari kita bahas kandungan kisah ini. Mereka ini hidup dalam kenyataan yang dibangun berdasarkan apa yang ada di hadapannya. Ia menjalin harmoni dengan kenyataan itu hingga menjadi keyakinan. Hal ini mempengaruhi kondisi jiwanya. Yang saya lakukan padanya hanya memperluas cakrawala pandangannya. Saya berikan pandangan alternatif selain kenyataan yang jadi pusat perhatiannya, yaitu banyak orang yang mendapat pekerjaan. Setelah itu saya biarkan kenyataan itu membuatnya bingung. Akan lebih baik baginya jika ia mengambil tindakan dan bertawakal pada Allah agar mendapat pekerjaan yang di inginkan, kenyataan berubah. Ia menjalin harmoni dengan kenyataan yang baru. Apa buktinya,.? Ia memberi motivasi pada orang lain agar terus berusaha hingga berhasil menggapai suatu impian.
Dari contoh ini, ketika orang mengubah pikirannya, maka akan berubah pula kenyataannya. Padahal keyakinan itu hanya pikiran negatif dan pemahaman tentang satu makna yang digunakan sebagian besar orang agar tidak harus berusaha keras. Mereka adalah termasuk orang-orang yang enggan menggeser posisinya dari zona nyaman yang biasa mereka tempati. Ketika seseorang mengetahui kemampuannya tidak terbatas, kemudian ia mengaktualisasikannya dalam tindakan nyata, ia lantas berdecak kagum meraih hasil yang selama ini diharapkan. Ketika akal seseorang dijejali pikiran baru, ia tidak dapat kembali seperti sedia kala.
Baca artikel bermanfaat lainnya tentang :
- Kehidupan masa lalu dapat merubah hidupmu
- Pikiran melampaui batas waktu mengarungi masa depan
- Konsentrasi negatif yang bersumber dari pikiran negatif
- Harapan dan semangat menggapai sebuah impian
- Ciri - ciri Orang yang Bersemangat Lemah
No comments:
Post a Comment