Kemampuan berinovasi merupakan inti dari sebuah kreatifitas, yang merupakan unsur penting dalam meraih sukses. Jika ingin sukses, kita harus belajar menyesuaikan cara kita dalam melakukan berbagai hal. Pun bersedia mencobanya lagi ketika gagal. Kesusahan akan membantu kita mengembangkan kemampuan ini. Kita tidak bisa menang, jika tidak ikut main dalam percaturan apapun. Kalau kita tidak mau menerima tantangan, kita tidak akan bisa kemana-mana. Sejatinya terobosan apapun justru bergantung pada kegagalan.
Setiap perusahan maju akan terus mengeksplorasikan, bereksperimen dan terkadang gagal. Kemudian mengulanginya kembali dengan lebih cerdas. Mereka paham bahwa persembahan terbaik mengharuskan adanya inovasi, yang secara tidak langsung juga mengharuskan adanya pengambilan resiko penangkalan rasa takut dan melakukan apapun awalnya mereka rasakan tidak alami atau mungkin terasa berat. Ketika gagal, mereka akan kembali bangkit mempelajari apapun yang mereka dapatkan dari mengalaman itu. Lantas berkata "Lanjutkan".
Sebagai individu, kita juga harus demikian. Kegagalan baiknya terus mendorong kita untuk tumbuh dan berkembang. Kegagalan mampu mendewasakan. Lantas kedewasaan akan mengantarkan kita pada pola pikir yang lebih matang. Orang-orang dengan pola pikir matang akan selalu berpikir cerdas sekaligus arif membuat suatu putusan. Sebagaimana ketika mengalami kegagalan, kita harus bangkit berkembang dan melahirkan bermacam-macam inovasi yang tak henti-hentinya.
Berkaca Pada Para Inovator Dunia
Banyak tokoh yang sukses menghasilkan inovasi setelah mengalami kegagalan parah. Ada juga beberapa tokoh yang tak puas dengan temuan yang sudah ada kemudian termotivasi untuk memberikan inovasi atas temuan itu. Pada artikel-artikel sebelumnya penulis sudah pernah mengulas tokoh-tokoh sukses dengan temuan inonasinya & Anda pasti ingat dengan Thomas A. Edison bukan? Ia menemui kegagalan hampir 1000 kali dalam percobaan menemukan lampu pijar. Namun ia tak pernah puas dengan hasil karyanya. Sebab ia masih punya motivasi sekaligus keyakinan bahwa ia bisa menghasilkan yang lebih baik dari karyanya sebelumnya.
Demikian halnya Soichiro Honda. Perjalanannya untuk sampai pada puncak kesuksesan juga tak pernah mudah. Pada awal masih menjadi seorang karyawan hotel, Honda pernah mempunyai gagasan untuk mengganti bahan membuatan ruji-ruji mobil. Dulunya bahan utama ruji mobil adalah kayu. Dan menurut Honda bahan ini membuat ruji mobil rentan terbakar. Honda pun punya gagasan untuk mengganti bahan kayu dengan logam. Pada mulanya gagasan ini banyak mendapat kritikan bahkan penolakan banyak orang. Namun ia tetap gigih membuktikan kelayakan idenya, hingga akhirnya gagasan itu diterima sebagai salah satu inovasi luar biasa di jepang.
Tidak heran inovasi bahan pembuat ruji itu segera menjadi komoditas ekspor perusahan-perusahan jepang ke negara-negara maju dan berkembang. Karena temuannya itu Honda mendapatkan hak paten jari-jari logam untuk velg mobil. Honda tak hentikan langkahnya untuk terus berinovasi. Setelah berhasil menciptakan ruji roda berbahan logam, Honda mendirikan bengkel yang memproduksi Ring Piston. Sayangnya hasil produksinya ditolak Toyota karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring piston ciptaannya tidak lentur dan tidak laku di jual. Dengan kegagalan yang dialaminya ini, Honda ditertawakan teman-temannya.
Akibat kegagalan yang dialaminya ini, justru membuat dirinya bangkit dari keterpurukan dan kembali membenahi temuannya. Ia ingin membuktikan bahwa Ring piston temuannya sangat layak. Honda kemudian memustuskan sekolah lagi untuk memperdalam pengetahuan tentang mesin hingga akhirnya Toyota mau menerima desain itu. Dalam perjalanannya Honda kian banyak melakukan inovasi dalam dunia otomotif. Ia bahkan diberi gelar sebagai bapak otomotif dunia. Inovasi-inovasi yang ditemukan Honda ternyata tak lepas dari ratusan kegagalan yang pernah dialaminya. Justru kegagalan itulah yang mendorongnya untuk terus menciptakan inovasi yang mengagumkan.
Tokoh lain yang berhasil menciptakan inovasi pasca mengalami kegagalan ialah Henry Ford. Anda mengenalnya, bukan? Sejak kecil Ford memang sangat mengagumi mobil dan mesin. Kecintaannya pada mobil dan mesin membutuhkan impian menciptakan mobil murah. Gagasan itu muncul dari pengalamannya sebagai anak keluarga miskin. Dalam benaknya, orang miskin juga ingin merasakan naik mobil. Oleh karena itu, menciptakan mobil murah yang bisa digunakan kalangan bawah, menjadi impian terbesarnya.
Bekerja dalam membantu rekannya mendirikan Detroit Motor Company. Ford berharap dapat mewujudkan impiannya dan meyakinkan rekan kerjanya agar mau memproduksi mobil dengan harga terjangkau. Tentu saja agar bisa dijual ke semakin banyak orang. Sayangnya, rekan kerjanya menolak usulan itu. Tetapi ia tak mau pasrah menghadapi keadaan. Ford kemudian keluar dari Detroit Motor Company dan berhasil mendirikan Ford Motor Company. Bersama perusahan itu Ford mulai memproduksi mobil Model T berwarna hitam. Tak tanggung-tanggung mobil produksi Ford dielu-elukan menjadi mobilnya orang Amerika. Ford pun memenuhi janjinya untuk tidak menjual mobil produksinya dengan harga tinggi, sehingga angka penjualan pun meroket dari tahun ke tahun.
Kegagalan adalah kesempatan untuk mengulangi kembali dengan lebih cerdas. kegagalan Ford sebagai alasan untuk tidak membenahi kreasinya. Sebaliknya, ia justru memanfaatkan kegagalannya sebagai daya ungkit dalam mewujudkan inovasi.
No comments:
Post a Comment