Sejak dilahirkan wanita ini sudah mengalami banyak kemalangan. Berasal dari keluarga yang sangat miskin ia lahir prematur dan sangat rapuh. Saat itu dokter yang merawatnya pun sempat meragukan kelangsungan hidupnya. Setelah melewati masa kritis tersebut, di usia empat tahun ia terserang penyakit prieumonia parah dan demam scarlet. Penyakit yang tergolong mematikan ini membuat kaki kirinya lumpuh. Alhasil ia pun harus menggunakan penyangga kaki untuk membantunya berjalan.
Beruntung ditengah kondisnya seperti ini, wanita ini memiliki ibu yang sangat luar biasa. Sang ibu tak henti memberikan dukungan semangat kepadanya, sang ibu pun tak pernah lelah mengatakan kepadanya bahwa kita bisa melakukan apapun yang kita inginkan dalam hidup asalkan memiliki keyakinan, kegigihan, keberanian dan semangat untuk meraihnya. Tak perduli seperti apa leadaan kita saat ini.
Dukungan semangat dan semangat sang ibu ternyata tertanam kuat dalam diri wanita ini. Ia pun tumbuh menjadi wanita yang sangat tegar, bersemangat dan gigih. Di usianya sembilan tahun ia berhasil melatih kaki kirinya yang lumpuh hingga bisa berjalan lagi. Padahal sebelumya dokter yang merawatnya telah memvonis kakinya tersebut tidak akan bisa digunakan lagi.
Setelah sembuh dari kelumpuhannya, wanita ini kemudian menetapkan satu impian besar yang ingin ia raih dimasa depan yaitu menjadi seorang pelari hebat dunia. Banyak orang yang meremehkan cita-citanya ini. Pasalnya, walau kaki kiri wanita ini sudah bisa berjalan dengan baik, kekuatannya masih jauh dibanding orang-orang normal. Tentu cukup mengherankan ketika ia bercita-cita menjadi pelari hebat dunia.
Namun wanita ini tak menggubris semua omongan orang yang memandangnya sebelah mata. Ia tetap fokus pada impiannya itu. Dengan keyakinan, kegigihan dan semangat yang dimilikinya, pada akhirnya wanita ini berhasil menjadi pelari yang sangat hebat dan tampil mengagumkan dalam pesta olahraga terbesar dunia olimpiade.
Tahukah Anda. kisah sukses siapakah yang Anda baca di atas? Dia adalah Wilma Rudolph, pelari wanita asal Amerika yang berhasil menggondol tiga medali emas sekaligus dalam pesta olahraga olimpiade Roma tahun 1960. Berawal dari seorang anak miskin yang cacat kakinya, Wilma menjelma menjadi pelari wanita hebat dunia berkat kegigihan, keyakinan dan semangatnya yang menggelora.
Namun, proses panjang Wilma menjadi seorang pelari hebat bukanlah proses yang mudah. Semuanya ia mulai sejak usianya tiga belas tahun. Saat itu Wilma rajin sekali mengikuti setiap perlombaan lari yang diselenggarakan di sekolah. Pada awalnya, di setiap perlombaan Wilma selalu menjadi pelari yang mencapai finish di urutan yang terakhir. Namun, tak ada yang bisa menggoyahkan fokus dan keyakinannya dalam meraih cita-cita. Hasilnya, seiring waktu berjalan kemampuannya pun semakin baik hingga suatu ketika Wilma berhasil tidak menjadi yang terakhir. Dan akhirnya di perlombaan berikutnya ia pun tampil sebagai pemenang. Orang-orang yang dulu meremehkannya sekarang menjadi kagum dengan pencapaiannya itu.
Kemenangan pertama ini menjadi titik balik karier Wilma sebagai seorang pelari. Sejak itu ia selalu memenangi setiap perlombaan yang ia ikuti. Wilma berhasil masuk tim olimpiade Amerika setelah lulus sekolah menengah atas. Dan pada tahun 1960 Wilma menjadi salah satu atlet yang diikutkan dalam olimpiade Roma.
Di olimpiade inilah Wilma mengukir prestasi yang gemilang. Ia berhasil mendapatkan tiga medali emas sekaligus. Dan yang lebih istimewa ia mencatatkan prestasi itu setelah mengalahkan seorang pelari asal jerman Jutta Heine yang menjadi unggulan pelari nomor satu dunia saat itu. Tak tanggung-tanggung Wilma mengalahkan Jutta sebanyak tiga kali dalam tiga nomor yang berbeda, yaitu di nomor lari gawang 100 meter, nomor lari 200 meter dan nomor lari 400 meter estafet.
No comments:
Post a Comment